Rabu, 20 Juli 2016

Gak gaul Sosmed




Namaku Lia Siti Aulia biasa di panggil Lia. Aku tidak eksis di dunia maya. Tak seperti orang lain aktif BBM, Line, Instagram dan lain sebagainya. Bukan tidak mau atau tidak gaul. Terkadang merasa iri dengan mereka, hampir setiap hari membicarakan masalah sosmed. Sedikit risih mendengarnya, menceritakan apa yang aku tidak tahu. Lalu, jika ingin seperti mereka, ikuti saja mode tren sekarang! Apakah hp yang menjadi masalah? TIDAK! Hp punya, android pula. Lalu kenapa tak seperti  mereka download aplikasi yang sedang tren di masa kini? Kuota yang menjadi penghalang. Jujur, di rumah susah sekali mendapatkan signal yang bagus. Sebagai anak sekolah yang uang sakunya pas-pasan harus pinter milih-milih kartu perdana dengan biaya internet semurah mungkin. Sayang sekali kartu perdana termurah tidak cocok di gunakan untukku. Bukan karena sok kaya, tapi memang tidak ada signal yang mampir ke Hp ‘Tidak ada jaringan’. Berbagai kartu perdana murah yang di bicarakan teman semuanya  tidak cocok. Satu-satunya kartu yang cocok di gunakan yaitu kartu perdana dengan biaya internet termahal dan aku harus mengeluarkan uang Rp.150.000,- untuk 2 bulan, dengan uang saku Rp.10.000,- per hari. Maka dari itu aku harus pinter-pinter ngatur uang di samping kebutuhan pokok lainnya.
Uang Rp.10.000,- per hari untuk:
No
Jenis Pengeluaran
Senilai


Rp. 10.000,-
1
Infak wajib
Rp. 1.000,-
2
Celengan (Untuk kebutuhan mendadak dan wajib nabung)
Rp. 3.000,-
3
Kuota untuk 2 bulan (Supaya bisa dapet uang 150rbu)
Rp. 3000,-
4
Jajan (Wajib bawa minum dari rumah)
Rp. 2.000,-
5
Kas kelas
Rp. 1000,-


HABIS

Oke urusan kuota sekarang bisa diatur jika pengeluaran bisa di control dan istiqamah rutin dengan pengeluaran yang telah di hitung sedemikian rupa. Lalu alasan apa lagi yang membuatmu tidak eksis sosmed? Seperti yang telah saya bilang Hp tidak menjadi kendala. Tapi usut punya usut Hp yang sekarang aku pake walaaupun pake kartu perdana termahal dan tercepatpun tetap lelet dan tidak bisa di ajak eksi di sosmed, kenapa? Kata teman yang jago masalah Hp per HPan itu Hp RAM nya kecil. Jadi gak kuat kalau nyimpen banyak aplikasi. Walaupun bisa ya tetep lelet. Kayaknya Hp aku tidak cocok kedalam golongan android. Setahu aku adroid itu Hp canggih, pintar semua bisa dia lakukan. Tapi, sayang Hpku tidak termasuk kedalamnya. Berarti sekarang masalahnya ada di Hp. Kenapa gak ganti aja? Emangnya Hp Cuma Rp.10.000,-? Kalau segitu aku mampu. Hp android sekarang semakin mahal mana tahan. Kenapa gak minta ke bapak atau ibu? Sudah mencoba membujuknya tapi Ayahku terbiasa mengajarkanku untuk bersabar dan berusaha sendiri. Asal kalian tahu selama hidup ini, aku beli Hp tidak seluruhnya di beliin bapak tapi sebagian hasil nabung aku. Sungguh bapak yang hebat mengajarkanku bagaimana bersabar untuk mendapatkan suatu tujuan. Jadi yang saat ini harus aku kerjakan “SABAR” seperti yang ibu dan bapak katakan. Belum saatnya eksis di sosmed. Sekarang sih aku masih aktif curhat di blog sama eksis di facebook aja heheh. Gak apa-apa Hp seadanya toh jika ada info dari sekolah teman-teman tidak lupa mengabariku melalui sms atau fb dan aku gak terlalu kudet juga tentang diskusi anak sekelas di grup BBM, Line dan instagram. Terimakasih teman ;-) “Sabar, ada saatnya punya Hp baru. Teteh sekarang nabung aja dulu nanti bapak sama ibu nambahin. Kita gak bakalan pelit kok. Bapak gak mau gagal mendidik anak lagi, gak mau teteh sama adik manja. Apa-apa yang kamu mau langsung di beliin” Aaahhhh sedih dan terharu :’( Doain aku pak bu semoga menjadi wanita shalihah dan sukses dunia dan akhirat. Aamiin

Dahsyatnya Kekuatan doa 1



            Suasana dingin di pagi hari dengan guyuran air hujan yang begitu deras tidak seperti hari-hari sebelumnya. Begitupun jantungku kali ini berdegup begitu kencang tak seperti biasanya. Hari ini hari sabtu dimana rapor selama 1 semester di sekolah akan segera guru berikan kepadaku. Aku tak yakin nilai semester kali ini lebih bagus dari semester sebelumnya. Begitupun peringkat di kelas yang dulu selalu meraih peringkat 5 besar. Entah untuk semester ini, aku pasrah.
            Gerbang sekolah terbuka lebar untukku, tak sembarang orang bisa memasukinya. Aku merupakan manusia paling beruntung yang telah Allah pilih untuk sekolah di sekolah favorit ini. Banyak orang yang mendaftar, namun keberuntungan tak berpihak kepadanya. Oleh karena itu aku harus berprestasi di sekolah.
            Dengan tas ransel berwarna ping, baju seragam yang rapih, aku siap menerima sebuah kenyataan baik maupun buruk sekalipun. Jujur didalam hati yang paling dalam aku mungkin tak sanggup jika kenyataan buruk menghampiriku. Lantunan doa mulai rajin aku panjatkan kali ini 1 doa saja yang ingin terkabul “Yaa Allah, jika hasil tak sesuai harapan. Maka, bantu aku agar bisa menerimanya dan mampu memperbaikinya. Aamiin” Aku sadari selama semester ini banyak penurunan prestasi di kelas, tidak hanya usaha yang minim, doa yang ku panjatkanpun sama minimnya. Kurang dekat dengan sang Maha Pencipta ketika itu aku rasakan entah apa yang membuatnya begitu, Yaa Allah ampunilah aku.
            Didepan kelas sudah banyak teman yang sedang menanti kedatangan wali kelas dengan membawa rapor anak muridnya. Mungkin bagi sebagian orang, ini merupakan momen penentuan yang mendebarkan sama sepertiku. Tapi, bagi sebagian orang lagi itu merupakan momen yang mereka tunggu-tunggu, bukan nilai yang mereka harapkan melainkan jika rapor sudah di bagikan maka itu tandanya libur panjang akan segera tiba. Tingkah laku teman sekelas mulai berbeda ada yang menyendiri merenung dengan jantung yang berdebar, ada yang memilih mencari hiburan agar ketegangan tak terlalu mengganggunya dan ada juga yang santai tanpa beban.
            Aku memilih duduk di dalam kelas sendiri, hati ini sedikit berbeda dengan pembagian rapor sebelumnya, untuk kali ini ada sedikit ketenangan di dalam hati ya walupun banyaknya ketegangan. Berbeda dengan semester lalu ketegangan sangat menggangguku panas dingin bahkan hinggap ditubuhku. Sepertinya, ada sesuatu yang harus siap aku terima.
            Guru yang telah kami tunggupun datang dengan membawa setumpukan kertas nilai akhir kami. Peringkat kelas dari 1 sampai 10 mulai di umumkan. “Tidak ada yang tak mungkin bagi Allah, aku yakin bisa saja Allah merubah peringkatku dari rangking terbawah ke rangking teratas, aku yakin” ketus ku didalam hati. Peringkat 1,2,3,4 bukan milikku dan akhirnya guruku mengatakan aku masuk ke peringkat 5. Juara bertahan “Alhamdulillah” syukurku.
            Entah kenapa walaupun peringkat kelas sudah di umumkan dan aku termasuk ke dalam 5 besar, maka itu tandanya nilaiku bagus semua, tapi di dalam hati ini, ada sesuatu yang mengganjal. “Sepertinya ada yang salah dalam penyebutan rangking” ucapku dalam hati. Rapor mulai dibagikan sesuai urutan rangking. Tapi,ketika urutan ke 5 bukan namaku yang di sebutnya “Mungkin terlewat” aku berhusnuzon. Ketika urutan ke 9, namaku di sebut. “Jadi aku rangking 5 atau 9?” batinku semakin penasaran.
            Agar informasi tak simpang siur aku beranikan diri bertanya kepada guruku “Pak boleh dilihat urutan rangkingnya?” tersenyum ramah.
“Boleh lihat saja” katanya
Di atas meja terdapat 2 kertas, antara kertas satu dan dua, keduanya tidak sinkron. Di kertas pertama urutanku ada di ke 9 sedangkan di kertas ke 2 urutanku berada di peringkat 5.
“Pak kok beda sih?” sambil menataap kebingungan
“Oh iya, itu beda versi, kertas pertama itu versi pak Indra sedangkan kertas ke 2 itu versi bapak” katanya menjelaskan.
            Aku bingung jadi mana yang benar? Peringkat 5 atau 9. Ternyata eh ternyata jumlah nilai aku dengan teman sebangku nilainya sama. Kok bisa gitu sedangkan dia tidak masuk ke 10 besar.
Sekarang aku tahu, itu merupakan scenario Allah dan doa ku terkabul. Doa pertama aku minta agar Allah membantuku agar menerima hasil sekalipun itu buruk. Allah kabulkan dengan memberikannya secara perlahan seperti  yang telah aku ceritakan sebelumnya, aku dibuat Allah bahagia, lalu ada sinyal aneh di dalam hati yang membuatnya tidak terlalu percaya bahwa aku peringkat ke 5 di kelas. Lalu, aku buktikan dengan bertanya kepada guru dan ternyata peringkatku ke 9 itu tandanya nilaiku turun dari semester sebelumnya. Dan katanya ada 2 versi rangkiing yang berbeda. Karena itu aku tidak terlalu terkejut ketika nilai ku turun.
Doa kedua agar Allah merubah peringkat yang ada di kertas. Allah kabulkan dengan cara peringkat kelas terdapat 2 versi. Yaitu kertas pertama yang merupakan hasil hitungan kurukulum dan kertas kedua hasil hitungan wali kelas. Secara tidak langsung maka setelah ada hasil pertama, wali kelas ku menghitung kembali nilanya dengan peringkat yang berbeda. Allah kabulkan doa itu, jadi ada sedikit keslahan ketika doa kedua dilantunkan seharusnya bukan peringkat yang ada di kertas yang berubah tapi nilai-nilai diraporlah yang seharusnya aku minta ubah supaya lebih bagus dan otomatis peringkatpun naik.
Kisah nyata yang membuatku lebih bertanbah keyakinanku atas dahsyatnya kekuatan doa.
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadaMu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya AKU DEKAT. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a  kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi (Perintah) Ku dan beriman kepadaKu agar memperoleh kebenaran” (QS.AL-BAQARAH:186)
“Waspada terhadap qadar (takdir) tidak akan menyelamatkan seseorang. Namun berdoa bermanfaat bagi takdir yang sudah terjadi dan yang belum terjadi. Oleh karena itu, hendaklah kalian berdoa, wahai hamba-hamba Allah.” (HR.Ahmad, Ath-thabrani dan Ahmad dari Muadz r.a)

Semoga bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadia

Pacaran? Entalah… Capek!!!!



            Beruntung memang, hidayah datang setelah aku tenggelam dalam kesedihan. Kesedihan akibat putus dari seorang pacar yang selama ini menyita waktu dan pikiran. Putus dikarenakan tidak pernah bertemu ketika masa-masa pacaran. Aneh memang! Pacaran kok tidak mau bertemu? Perjanjian sebelum berpacaran. Ya akibat itu, sebelum memutuskan untuk berpacaran, aku memberikan syarat kepada calon pacar. Salah satu syaratnya “Kita tidak boleh bertemu. Pacaran Cuma smsan saja”. Dasar laki-laki! Yang penting pacaran dulu urusan ngejalaninnya, itu gimana nanti. Setelah dia menyetujuinya resmilah kami berpacaran. Kata sebagian teman sih bilang, yang pacaran kamu atau Hp kamu sih?. Terserah apa kata mereka! Aku sih asyik aja ngejalaninya. Tapi, berbeda dengan dia. Karena, tidak tahan  mendengar celotehan dan ejekan beberapa temannya. Maka, aku resmi diputuskan olehnya. Hanya karena ‘TIDAK PERNAH BERTEMU ’ Ya walaupun setiap hari kita bertemu di suatu organisasi keagamaan dan di perkuat  dengan bukti persyaratan pra pacaran. Aneh!
Setelah itu hari-hariku begitu hampa. Ya, hampa! Tidak ada lagi yang mengingatkanku akan ketakwaan kepada-Nya (Ceritanya sih pacaran secara islami. Padahal pacaran kayak gitu gak ada dalilnya sama sekali – tetap gak di perbolehkan-). Kebetulan mantan pacarku saat itu rajin sekali ibadahnya. Ada sebagian orang mengatakan, laki-laki shalih itu mana mau pacaran. Entahlah!  Membutuhkan banyak waktu untuk melupakan kenangan dan rayuan sms darinya (akibat tidak pernah bertemu berdua jadi yang paling berekesan yaa sms darinya).
Hari pertama masuk sekolah SMA. Akupun begitu antusias menyambut pagi hari. Berharap di sekolah baru mendapatkan pacar baru dan akhirnya bisa move on total. Ternyata bukan pacar baru yang membuatku move on. Tapi, karena sangat beruntungnya aku, mengikuti ekskul keagamaan di sekolah dan mendapatkan ilmu tentang negatifnya pacaran sekaligus mendapatkan hidayah yang diberikan-Nya.  MashaALLAH, Aku pun mulai mencoba  istiqomah berjilbab dan tidak mau berpacaran. Setelah itu aku lebih yakin akan surat cinta dari Allah yang berisi kurang lebih “Laki-laki baik itu jodohnya wanita baik. Juga sebaliknya” maka dari itu aku harus rajin-rajin memperbaiki diri supaya mendapatkan jodoh yang baik juga. :-D
Ada beberapa kutipan isi surat cinta dari Allah yang terdapat dalam Al-quran (buku terlengkap dari buku-buku jodoh lainnya).
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan  yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS.Al-Ahzab:35)
“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik dengan (perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya” (QS.Albaqarah:221)
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.: (QS.An-Nuur:3)
Wah sungguh indah kata-kata-Nya.Tak kuasa menitikan air mata. Membaca nasihat dan peringatan yang diberikan-Nya. Sungguh, maha baik dan begitu adilnya Allah. Sekarang tidak ada lagi kekecewaan di hati. Kini aku bersyukur dia yang selama ini aku anggap shalih sudah memutuskan hubungan pacaran ini. Ini jalan terbaik bagiku yang diberikan oleh Nya. Suami yang shalih, sukses akhirat dan dunia. Bukan pacar!! Pacaran setelah menikah aaahh itu impianku. ^_^


Pacaran? Entalah… Capek!!!!



            Beruntung memang, hidayah datang setelah aku tenggelam dalam kesedihan. Kesedihan akibat putus dari seorang pacar yang selama ini menyita waktu dan pikiran. Putus dikarenakan tidak pernah bertemu ketika masa-masa pacaran. Aneh memang! Pacaran kok tidak mau bertemu? Perjanjian sebelum berpacaran. Ya akibat itu, sebelum memutuskan untuk berpacaran, aku memberikan syarat kepada calon pacar. Salah satu syaratnya “Kita tidak boleh bertemu. Pacaran Cuma smsan saja”. Dasar laki-laki! Yang penting pacaran dulu urusan ngejalaninnya, itu gimana nanti. Setelah dia menyetujuinya resmilah kami berpacaran. Kata sebagian teman sih bilang, yang pacaran kamu atau Hp kamu sih?. Terserah apa kata mereka! Aku sih asyik aja ngejalaninya. Tapi, berbeda dengan dia. Karena, tidak tahan  mendengar celotehan dan ejekan beberapa temannya. Maka, aku resmi diputuskan olehnya. Hanya karena ‘TIDAK PERNAH BERTEMU ’ Ya walaupun setiap hari kita bertemu di suatu organisasi keagamaan dan di perkuat  dengan bukti persyaratan pra pacaran. Aneh!
Setelah itu hari-hariku begitu hampa. Ya, hampa! Tidak ada lagi yang mengingatkanku akan ketakwaan kepada-Nya (Ceritanya sih pacaran secara islami. Padahal pacaran kayak gitu gak ada dalilnya sama sekali – tetap gak di perbolehkan-). Kebetulan mantan pacarku saat itu rajin sekali ibadahnya. Ada sebagian orang mengatakan, laki-laki shalih itu mana mau pacaran. Entahlah!  Membutuhkan banyak waktu untuk melupakan kenangan dan rayuan sms darinya (akibat tidak pernah bertemu berdua jadi yang paling berekesan yaa sms darinya).
Hari pertama masuk sekolah SMA. Akupun begitu antusias menyambut pagi hari. Berharap di sekolah baru mendapatkan pacar baru dan akhirnya bisa move on total. Ternyata bukan pacar baru yang membuatku move on. Tapi, karena sangat beruntungnya aku, mengikuti ekskul keagamaan di sekolah dan mendapatkan ilmu tentang negatifnya pacaran sekaligus mendapatkan hidayah yang diberikan-Nya.  MashaALLAH, Aku pun mulai mencoba  istiqomah berjilbab dan tidak mau berpacaran. Setelah itu aku lebih yakin akan surat cinta dari Allah yang berisi kurang lebih “Laki-laki baik itu jodohnya wanita baik. Juga sebaliknya” maka dari itu aku harus rajin-rajin memperbaiki diri supaya mendapatkan jodoh yang baik juga. :-D
Ada beberapa kutipan isi surat cinta dari Allah yang terdapat dalam Al-quran (buku terlengkap dari buku-buku jodoh lainnya).
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan  yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS.Al-Ahzab:35)
“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik dengan (perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya” (QS.Albaqarah:221)
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.: (QS.An-Nuur:3)
Wah sungguh indah kata-kata-Nya.Tak kuasa menitikan air mata. Membaca nasihat dan peringatan yang diberikan-Nya. Sungguh, maha baik dan begitu adilnya Allah. Sekarang tidak ada lagi kekecewaan di hati. Kini aku bersyukur dia yang selama ini aku anggap shalih sudah memutuskan hubungan pacaran ini. Ini jalan terbaik bagiku yang diberikan oleh Nya. Suami yang shalih, sukses akhirat dan dunia. Bukan pacar!! Pacaran setelah menikah aaahh itu impianku. ^_^