PART 2
HP“Aku mau Hp bu, aku malu, teman-temanku Hpnya bagus semua sedangkan aku? Hp butut kaya gini udah gak jaman bu” teriakan remaja umur 12 tahun pun terdengar begitu keras. Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang tiba-tiba terhenti. Iya Ayahku yang membacakannya. Ayahku inilah yang mengajariku membaca Al-Quran ketika umur 1 tahun hingga aku kelas 4 SD setelah itu aku tidak belajar lagi kepadanya karena menurutku aku sudah bisa membacanya tak perlu aku dibimbing lagi olehnya. Ayahku memahami hal itu beliau membiarkanku membaca Al-Quran tanpa bimbingannya. Dengan berjalannya waktu, detik demi detik, menit demi menit jam demi jam hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun tapi belum sampai berabad-abad sih hehehe. Mulai saat itu Iblis mulai merasuki tubuhku, tak perlu aku membaca Al-Quran lagi, toh aku udah bisa, gak perlu aku belajar lagi, terbesit kata-kata itu didalam hatiku. Astagfirrullahadzim.
“Ada apa ini bu?” Tanya ayahku mesra kepada Ibuku sambil membelai rambutnya yang panjang terurai mengkilau dan wangi semerbak. “Begini Pak Bia minta Hp baru, sedangkan kita saat ini sedang mengalami kerismon, jangankan buat beli Hp buat beli baju kita setiap hari aja susah Pak”. Eh sebelum dilanjut kalian semua tahukan krismon apa? Iya benar krismon itu krisi moneter, kerisis keuangan yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya impor. Yuk ah pemuda-pemudi muslim mari kita kuasai perekonomian dunia. Semangat!!! Yuk lanjut.
“Ah ibu suka dilebih-lebihkan, ya jelas kita gak mampu kalo beli baju setiap hari. Kalo buat makan tentu kita ada dong bu?”.
“ya Ada sih Pak.”
“Uang belanja ada lebihnya?.”
“Ada tapi lebihnya sedikit Pak paling ada Rp.500/hari pak.”
“ Ya sudah sisa itu Ibu kumpulin aja buat beli HP barunya si Bia gimana bu?”
“ Ya Allah pak nabung 500 perak per hari kapan kita bisa belinya”.
“Ibu sayang dengerin Bapak ya, ada pepatah yang mengatakaan, sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi bukit tentunya pasti numpuk”
“Tapi pak, sehari 500 perak kalo kita butuh 1 juta, berarti kita butuh 2000 hari atau kurang lebih 66 bulan, itu berapa tahun coba?”
“Ya ampun si ibu dianggap serius aja deh, ya iyalah bu kalo ngumpulin sehari 500 perak kita butuh waktu 5 tahun”
”Terus gimana caranya pak?”
“Tenang bu biar Bapak aja yang mikirin, ibu gak usah takut ibu bantu do’a aja dan Bapak nanti yang usaha, Allah itu maha kaya, pepatah Arab mengatakan man jadda wa jadda siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.”
“Iya Pak do’aku selalu menyertaimu”
“Oh iya bu, ibu buka deh surat Al-baqarah ayat 186”
“Emang kenapa pak?”
“Cepat wudhu, bawa Al-Qur’annya kesini, lalu ibu baca ayat dengan artinya”
Ibupun segera bergegas mengambil air wudhu, perpaduan unsur Hidrogen dan oksigen yang bereaksi menjadi senyawa air. Ribuan tetesan air jernih membasahi tangan, wajah dan kakinya. Lantunan do’a-do’a mengiringi jalannya air ke pori-pori kulitnya, sungguh bercahaya ketika beliau selesai membacakan do’a setelah berwudhu.
Setelah berwudhu, beliau mengambil Al-Qur’an, Al-qur’an tersebut terlihat indah dengan dilapisi dan dibaluti warna-warna emas yang mengkilau dan indah dipandang. MasyaAllah
“Ini Pak Al-Qur’annya..”
“Iya, cepetan ibu buka surat Al-Baqarah ayat 186”
“Baik pak”’ tangan-tangan keriputnya mulai mencari dan membolak-balikan halaman demi halaman, jari telunjuknya menelusuri ayat demi ayat dan tepat mata Ibu tertuju pada suatu ayat yang artinya
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadaMu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya AKU DEKAT. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi (Perintah) Ku dan beriman kepadaKu agar memperoleh kebenaran” (QS.AL-BAQARAH:186)
“Gimana bu, udah dibaca?”
“udah pak, MasyaAllah artinya sungguh menakjubkan”
“Jangan Cuma dibaca aja Bu, tapi fahami dan amalkan.jadi kita sebagai muslim dan muslimah tidak usah takut toh ALLAH sendiri yang bilang bahwa DIA itu dekat dan barang siapa yang bertakwa maka akan dikabulkan segala do’a nya jadi masalah Hp baru biar bapak yang usaha dan kita berdua yang berdo’a dan tetap bertakwa kepadaNya. Siap bu?”
Eish perlu hati-hati jangan membayangkan Allah seperti apa, jangan bayangkan Allah berkata menggunakan mulut karna semua yang memiliki mulut belum tentu bisa bicara. Allah maha mendengar jangan bayangkan Allah mendengar menggunakan telinga karena setiap orang yang memiliki telinga belum tentu bisa mendengar.Allah maha mellihat. belum tentu orang yang memiliki Mata bisa melihat. Okay kita sebagai umatNya cukup Iman dan Takwa kepadanya. Oke guys? Lanjut...
“Siap dong Pak”
“Nah gitu dong, jadi keliatan tambah cantikkan?”
“Ah Bapak bisa aja”
Adzan maghrib has come, Allahu Akbar… Allahu akbar
“Eh bu udah adzan tuh, yuk shalat maghrib berjamaah”
“Ayo Pak, Bapak jadi imamnya yah?” sambil mesem menahan tawa
“Lah iya dong masa ibu jadi imamnya, kiamat bu dunia ini”..
“hahahaa iya Pak”
Tanpa diketahui oleh Bapak dan Ibu ternyata Bia mendengarkan perbincangan mereka, bibir yang senam ke kiri ke kanan ke atas bahkan sampai ke bawah seakan-akan mencibir apa yang dibicarakan Bapak dan Ibunya.
“Sok alim banget sih mereka, ustad/ustadzahpun bukan apalagi kyai, Habib, entah apalah itu”
Mending so alim dari pada so kafir, mending dibilang so suci dari pada so kotor, mending dibilang so pintar dari pada so bodoh. Iya gak si?