Senin, 17 Agustus 2015

SUDAH LAMA AKU INGIN, NAMUN TAK KUNJUNG AKU MEMULAI part 2

     PART 2
                                                                                  HP
         “Aku mau Hp bu, aku malu, teman-temanku Hpnya bagus semua sedangkan aku? Hp butut kaya gini udah gak jaman bu” teriakan remaja umur 12 tahun pun terdengar begitu keras. Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang tiba-tiba terhenti. Iya Ayahku yang membacakannya. Ayahku inilah yang mengajariku membaca Al-Quran ketika umur 1 tahun hingga aku kelas 4 SD setelah itu aku tidak belajar lagi kepadanya  karena menurutku aku sudah bisa membacanya tak perlu aku dibimbing lagi olehnya.  Ayahku memahami hal itu beliau membiarkanku membaca Al-Quran tanpa  bimbingannya. Dengan berjalannya waktu, detik demi detik, menit demi menit jam demi jam hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun tapi belum sampai berabad-abad sih hehehe. Mulai saat itu Iblis mulai merasuki tubuhku, tak perlu aku membaca Al-Quran lagi, toh aku udah bisa, gak perlu aku belajar lagi, terbesit kata-kata itu didalam hatiku. Astagfirrullahadzim.
“Ada apa ini bu?” Tanya ayahku mesra kepada Ibuku sambil membelai rambutnya yang panjang terurai mengkilau dan wangi semerbak. “Begini Pak Bia minta Hp baru, sedangkan kita saat ini sedang mengalami kerismon, jangankan buat beli Hp buat beli baju kita setiap hari aja susah Pak”. Eh sebelum dilanjut kalian semua tahukan krismon apa? Iya benar krismon itu krisi moneter, kerisis keuangan yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya impor. Yuk ah pemuda-pemudi muslim mari kita kuasai perekonomian dunia. Semangat!!! Yuk lanjut.
“Ah ibu suka dilebih-lebihkan, ya jelas kita gak mampu kalo beli baju setiap hari. Kalo buat makan tentu kita ada dong bu?”.
“ya Ada sih Pak.”
“Uang belanja ada lebihnya?.”
“Ada tapi lebihnya sedikit Pak paling ada Rp.500/hari pak.”
“ Ya sudah sisa itu Ibu kumpulin aja buat beli HP barunya si Bia gimana bu?”
“ Ya Allah pak nabung 500 perak per hari kapan kita bisa belinya”.
“Ibu sayang dengerin Bapak ya, ada pepatah yang mengatakaan, sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi bukit tentunya pasti numpuk”
“Tapi pak, sehari 500 perak kalo kita butuh 1 juta, berarti kita butuh 2000 hari atau kurang lebih 66 bulan, itu berapa tahun coba?”
“Ya ampun si ibu dianggap serius aja deh, ya iyalah bu kalo ngumpulin sehari 500 perak kita butuh waktu 5 tahun”
”Terus gimana caranya pak?”
“Tenang bu biar Bapak aja yang mikirin, ibu gak usah takut ibu bantu do’a aja dan Bapak nanti yang usaha, Allah itu maha kaya, pepatah Arab mengatakan man jadda wa jadda siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.”
“Iya Pak do’aku selalu menyertaimu”
“Oh iya bu, ibu buka deh surat Al-baqarah ayat 186”
“Emang kenapa pak?”
“Cepat wudhu, bawa Al-Qur’annya kesini, lalu ibu baca ayat dengan artinya”
Ibupun segera bergegas mengambil air wudhu, perpaduan unsur Hidrogen dan oksigen yang bereaksi menjadi senyawa air. Ribuan tetesan air jernih membasahi tangan, wajah dan kakinya.  Lantunan do’a-do’a mengiringi jalannya air ke pori-pori kulitnya, sungguh bercahaya ketika beliau selesai membacakan do’a setelah berwudhu.
Setelah berwudhu, beliau mengambil Al-Qur’an, Al-qur’an tersebut terlihat indah dengan  dilapisi dan dibaluti warna-warna emas yang mengkilau dan indah dipandang. MasyaAllah
“Ini Pak Al-Qur’annya..”
“Iya, cepetan ibu buka surat Al-Baqarah ayat 186”
“Baik pak”’ tangan-tangan keriputnya mulai mencari dan membolak-balikan halaman demi halaman, jari telunjuknya menelusuri ayat demi ayat dan tepat mata Ibu tertuju pada suatu ayat yang artinya
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadaMu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya AKU DEKAT. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a  kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi (Perintah) Ku dan beriman kepadaKu agar memperoleh kebenaran” (QS.AL-BAQARAH:186)
“Gimana bu, udah dibaca?”
“udah pak, MasyaAllah artinya sungguh menakjubkan”
“Jangan Cuma dibaca aja Bu, tapi fahami dan amalkan.jadi kita sebagai muslim dan muslimah tidak usah takut toh ALLAH sendiri yang bilang bahwa DIA itu dekat dan barang siapa yang bertakwa maka akan dikabulkan segala do’a nya jadi masalah Hp baru biar bapak yang usaha dan kita berdua yang berdo’a dan tetap bertakwa kepadaNya. Siap bu?”
Eish perlu hati-hati jangan membayangkan Allah seperti  apa, jangan bayangkan Allah berkata menggunakan mulut karna semua yang memiliki mulut belum tentu bisa bicara. Allah maha mendengar jangan bayangkan Allah mendengar menggunakan telinga karena setiap orang yang memiliki telinga belum tentu bisa mendengar.Allah maha mellihat. belum tentu orang yang memiliki Mata bisa melihat. Okay kita sebagai umatNya cukup Iman dan Takwa kepadanya. Oke guys? Lanjut...
“Siap dong Pak”
“Nah gitu dong, jadi keliatan tambah cantikkan?”
“Ah Bapak bisa aja”
Adzan maghrib has come, Allahu Akbar… Allahu akbar
“Eh bu udah adzan tuh, yuk shalat maghrib berjamaah”
“Ayo Pak, Bapak jadi imamnya yah?” sambil mesem menahan tawa
“Lah iya dong masa ibu jadi imamnya, kiamat bu dunia ini”..
“hahahaa iya Pak”
Tanpa diketahui oleh Bapak dan Ibu ternyata Bia mendengarkan perbincangan mereka, bibir yang senam ke kiri ke kanan ke atas bahkan sampai ke bawah seakan-akan mencibir apa yang dibicarakan Bapak dan Ibunya.
“Sok alim banget sih mereka, ustad/ustadzahpun bukan apalagi kyai, Habib, entah apalah itu”
Mending so alim dari pada so kafir, mending dibilang so suci dari pada so kotor, mending dibilang so pintar dari pada so bodoh. Iya gak si?



SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)



Kali ini Lia bakalan sharing tentang sejarah terbentuknya NKRI. Sebetulnya lia tahu sejarahnya udah lama bahkan dari SD tapi cukup tahu aja dan gak pernah mau memahami dan akhirnya lupa. Nah karena ada perlombaan 17 agustusan atau memperingati hari jadi Negara kita dan di sekolah ngadain acara perlombaan yang salah satunya LCCK (Lomba Cerdas Cermat Kemerdekaan),. Lia pun ditunjuk tuh buat wakilin kelas Lia, awalnya gak mau karena dipaksa sama temen-temen. Dan akhirnya Lia mau ikutan buat wakilin kelas. tapi gak Cuma Lia doang tapi ada juga temen Lia namanya Rizky sama Yusuf, kita ber3 1 group. Karena waktu menuju perlombaan Cuma 1  ½  hari lagi kita pun belajar tuh, buka-buka buku SMP, searching di internet, pokoknya berbagai cara kita lakuin dan waktu yang singkat itu pun kita manfaatin. Singkat cerita kita menang tuh juara 3 LCCK tingkat sekolah. Berkat perlombaan ini Lia jadi inget lagi dan jadi paham bagaimana sejarah terbentuknya NKRI.
YUK ah kita bahas.one by one. :-D

SEJARAH TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
Kemerdekaan Indonesia itu di tandai dengan dibacakannya teks proklamasi oleh Bpk.Soekarna dan didampingi oleh Bpk.Hata. teks proklamasi tersebut di bacakan di Jl.Pegangsaan Timur No.56 tanggal 17 agustus 1945. Untuk mengetahui lebih lanjutnya yuk baca terus…

29 April 1945
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai  yang didirikan oleh pemerintah Jepang yang beranggotakan 63 orang. Diketuai oleh Bpk Radjiman Widyodiningrat.


06 Agustus 1945 
Sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima, Jepang. Pada saat itu, padahal Jepang sedang menjajah Indonesia, 

07 Agustus 1945
BPUPKI kemudian berganti pada tanggal menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai. Diketuai oleh Ir.Soekarno.

9 Agustus 1945
Bom atom kedua kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara Jepang Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. 

10 Agustus 1945
Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu, yang membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya. saat kembalinya Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan Indonesia. 

15 Agustus 1945 
Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu. 

16 Agustus 1945 
Dinihari Para pemuda membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas Dengklok dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Wikana dan Mr. Ahmad Soebarjo di Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta awalnya ia dibawa ke rumah nishimura baru kemudian di bawa kembali ke rumah Laksamana Maeda. untuk membuat konsep kemerdekaan. Teks porklamasi pun disusun pada dini hari yang diketik oleh Sayuti Malik. 

17 Agustus 1945 
Pagi hari di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Teks proklamasi dibacakan tepatnya pada pukul 10:00 WIB dan dikibarkanlah Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati. Peristiwa tersebut disambut gembira oleh seluruh rakyat Indonesia.

18 Agustus 1945
PPKI mengambil keputusan, mengesahkan UUD 1945, dan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Republik Indonesia.

Isi Teks Proklamasi 1945
Berikut isi teks proklamasi yang telah dikonsep oleh Ir. Soekarno

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Teks diatas merupakan teks yang sudah diubah beberapa kata. Kata yang diubah antara lain:
1.       Tempoh jadi Tempo
2.       Wakil-wakil Indonesia jadi atas nama bangsa Indonesia
3.       Djakarta 17-08-1945 diubah jadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Kenapa ditulis 05 bukan 45? Karena pada saat itu disesuaikan dengan tahun jepang yang kala itu tahun 2605.

Semoga bermanfaat :-D


Cerpen "Ada Apa Dengan Alam?" karya Rimadina




Ada Apa Dengan Alam?
(Rimadina)
          Kamarku masih terasa dingin. Cahaya sang mentari belum kurasakan dalam tubuhku. Aku berusaha bangun dari ranjangku dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Lalu aku segera mandi dan lainnya. Rutinitas pagi yang setiap pelajar lakukan.
          Tepat pukul 07.00. aku telah selesai bersiap untuk pergi menuju sekolah. Udara pagi masih begitu terasa dingin menusuk pori-pori kulit. Mungkin suasana yang begitu dingin ini di karenakan kemarau yang berkepanjangan.
          Saat itulah, kulangkahkan kakikku untuk menimba ilmu. Tetapi tak lupa sebelum aku melangkah untuk pergi, terlebih dahulu ku meminta izin untuk berangkat sekolah dan mencium  tangan kedua orangtuaku.
          Biasanya, aku berangkat sekolah menggunakan angkutan umum. Tapi pagi ini, kebetulan aku diantar kesekolah oleh  saudaraku menggunakan sepeda motor. Mungkin berangkat dengan sepeda motor bisa lebih menyenangkan dibandingkan dengan angkutan umum karena aku bisa lebih menikmati pemandangan alam sepanjang perjalanan menuju sekolah.
          Sungguh sangatlah indah, karunia yang diciptakan olehnya. Aku bersyukur  warga di sekitarnya masih bisa menjaga kelestarian dan keindahan lingkungannya. Udara sejuk dapat aku rasakan, burung- burung terdengar berkicauan, dan kendaraan yang tidak terlalu banyak membuatku nyaman.
          Itu semua sangatlah berbeda. Berbeda ketika aku berangkat dengan menggunakan angkutan umum. Suasana jalan raya yang sudah tampak terlihat ramai dan padat oleh banyaknya kendaraan mobil,motor, maupun container pabrik. Terlihat pula para karyawan pabrik yang sudah memadati angkutan umum dan para pelajar yang sedang menanti angkutan umum.
          Suasana jalan raya, begitu membuatku merasa tidak nyaman. Udara panas mulai aku rasakan, debu-debu yang berterbangan, sampah- sampah yang berserakan, asap-asap kendaraan yang mengganggu pernapasan, suara bising klakson yang mengganggu pendengaranku, kemacetan yang panjang dan membuat pandangan ku tidak nyaman dan membuatku telat datang sampai disekolah.
          Disetiap jalan yang aku lewati, rasanya aku tidak melihat pepohonan yang berdiri tegak di tepi jalan. Terlintas di pikiranku, ada apa dengan alam ini? Apakah ini yang membuat alam menjadi terasa panas dan gersang? Siapakah yang membuat kerusakan alam ini? Apakah ini perbuatan manusia?
          Ternyata memang benar perkiraanku. Semua kerusakan ini sebagian besar dilakukan oleh manusia-manusia yang tak bertanggung jawab. Aku sudah melihat keadaan di sekelilingku yang tandus dan gersang, bukit dan hutan yang dulunya hijau penuh keceriaan sekarang terlihat kering menyedihkan. Hutan- yang gundul akibat banyaknya pohon-pohon  yang sudah ditebang sembarangan oleh manusia.
          Kadang aku merasa sedih, mengapa manusia begitu tega dan tidak menyayangi ciptaan tuhan yang menjadi sumber penghidupan mereka?. Malam ini, aku sedikit merenung mengenai lingkungan di alam ini. Apakah seluruh alam didunia ini telah rusak tak bernyawa? Masihkah ada alam yang tersenyum ceria menikmati episode hidupnya?.
 Khayalanku mulai muncul tentang masa lalu yang sangat indah. Masa-masa dimana aku masih bisa bermain bersama teman-teman di balik hamparan padi yang sangat luas dan pepohonan yang tinggi menjulang dan rindang.
Sungguh, sangatlah berbeda keadaan lingkungan di perkampungan dengan keadaan lingkungan di kota besar. Aku sebagai seorang pelajar, hanya bisa berharap masih ada yang akan melakukan reboisasi. Akupun berharap untuk tidak mendengar suara gergaji mesin yang menumbangkan pohon- pohon. Aku ingin kehidupan di dunia ini menjadi damai kembali dimana manusia, hewan dan tumbuhan dapat saling menjaga dan menyayangi.

 SELESAI

Nah tadi itu cerpen karya temen Lia. gimana? baguskan? heheh

Rabu, 12 Agustus 2015

Cerpen "Aku Tak Mau Pulang" karya Lia


Ini nih tugas B.Indonesia. disuruh bikin cerpen..


Aku Tak Mau Pulang
(Lia Siti Aulia)

Tepat pukul 06.30. Kami semua telah berkumpul di suatu gang kecil, tempat  yang telah ditentukan sebelumnya. udara pagi begitu dingin terasa menusuk pori-pori kulit, kabut putih menyelimuti seiisi kota. Suasana jalan raya yang tampak masih lengang jauh dari keramaiian.  Tak telihat para karyawan pabrik yang berbondong-bondong memasuki angkutan umum dan tak terlihat pula para pelajar dengan jinjingan tas berisikan buku yang begitu tebal. Memang ketika itu hari libur lebaran, mungkin orang -orang masih sibuk berkumpul dengan keluarganya menikmati kebersamaan silaturahmi. Tidak  lama kami menikmati sejuknya pagi hari. Udara panas mulai kami rasakan,  debu-debu yang berterbangan, dan asap kendaraan yang menggangu pernapasan dan sampah-sampah yang berserakan. Oleh karena itu kami rindu akan alam, rindu akan hijaunya dedaunan dan jernihnya air sungai. Kami pun berencana  pergi menelusuri  hutan-hutan mencari tempat yang bisa melepaskan kejenuhan.
          Lantunan do’a mengantarkan kami pergi, pergi sejenak meninggalkan keramaian kota. Begitu jauh perjalanan kami, namun itu tak masalah. Kampung demi kampung kami lalui, sapaan ramah orang-orang disetiap perjalanan kami tanggapi. Memang benar warga Indonesia itu terkenal dengan keramah tamahannya. Namun, menurutku zaman sekarang hanya segelintir orang saja yang seperti itu. Mungkin orang-orang yang  tinggal diperkampungan yang masih menjaga budaya itu.  Masyarakat diperkampungan masih menjaga adat istiadat dan  kekeluargaannya. Sungguh bahagia ketika aku melihat ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak sedang berkumpul di halaman rumah, mereka bercanda tawa begitu akrab, rumah-rumah yang saling berjauhan, memiliki halaman luas namun tanpa batas.  Tak seperti di kota setiap rumah dibatasi dengan besi bahkan baja dan lain sebagainya.
“Mau kemana neng” sapa salah satu warga
“Mau ke air terjun bu ke hutan sana” jawab ku
“Oh hati-hati ya neng”
“oh iya bu, terimakasih. Mari!”
“iya”
Panasnya matahari membakar seluruh kulit kami, keringat mulai bercucuran bukti kami berjalan kaki begitu jauh. Dikejauhan terlihat hijaunya dedaunan.
Kami semua berlari menghampirinya. Iya kami 8 gadis dan 2 laki-laki. Tia, Caca, Ami, Helmi, Yuni, Anis, Ismi, Sri, Dani dan Heri kami semua adalah penjelajah alam disetiap kesempatan kami semua sering menghabiskan waktu  di alam. Dengan perbekalan seadanya kami siap pergi ke alam bebas, siap dengan  tas dipunggung berisikan makanan ringan, air mineral dan peralatan shalat. hanya itu saja yang kami bawa dan tak lupa sebuah kamera seadanya untuk mengabadikan semua moment  begitu bersahabatnya alam dengan kita.
          Udara sejuk mulai begitu terasa, kami berlari menghampiri pepohonan, kami semua memasuki hutan.  Burung-burung bernyanyi dan dedaunan pun menari-nari seperti menyambut kedatangan kami. Sejenak kami beristirahat di bawah pohon bringin yang begitu lebat,  ada sekitar 2 km lagi perjalanan yang harus  kami  tempuh menuju  tempat tujuan. Setelah beristirahat dan berselfi-selfi ria kami pun mulai melanjutkan perjalanan.
          Suasana mulai sepi  tak ada lagi rumah-rumah di setiap perjalanan, tak ada suara kendaraan bermotor dan tak ada pula orang-orang. Begitu sepi, hanya indahnya pepohonan dan rumput-rumput liarlah yang memanjakan mata kami. Terjalnya perjalanan kami lalui bersama. Tidak ada lagi jalan aspal. Tanjakan dan turunan membuat kaki kami lelah. Lumpur-lumpur mebuat sandal dan sepatu kami menjadi lebih berwarna. Sesekali aku terjatuh seakan-akan tak kuat untuk melanjutkan perjalanan, tapi rasa itu hilang ketika sahabat itu ada.
“Ayo Tia sebentar lagi kita sampai, jangan menyerah ayo semangat”  Ami menyemangati sambil mengulurkan sebelah tangannya.
“Iya ayo semangat”  yang lain pun menyemangati.
Aku pun tersenyum dan kembali melanjutkan perjalanan.
          Perjalanan terus kami nikmati, lembah dan sungai kami lewati tak terasa gemericik jatuhnya senyawa hydrogen dan oksigen yang bereaksi menjadi air terdengar  pelan, perlahan kami dekati suara itu semakin jelas dan jelas dan kemudian terlihat sungguh indah air terjun, dengan bebatuan besar yang menghiasinya. Kami semua bersorak gembira, rasa lelah, kaki sakit semua terbayar dengan keindahan ciptaan Tuhan. Namun ada sedikit kekecewaan yang aku rasakan banyaknya sampah yang berserakan di tepi sungai, mungkin bekas para wisatawan atau orang-orang yang mengakui dirinya sebagai pecinta alam. Entahlah siapa dia. Kami mencoba membersihkannya dengan peralatan seadanya.
          Aku pandangi keindahan air terjun, mata tak mau berkedip dan aku hanya bisa berdiri memandanginya. “Hei ayo kita duduk di batu besar sana, jangan berdiri terus dong pegel nih”
“o oh iya ayo” jawabku.
Kaki mulai melangkah memasuki dinginnya air jernih, batu-batu licin yang kadang kita harus berhati-hati  terhadapnya. Lengah sedikit akibatnya bisa fatal, baju basah dan tentu apabila sedang menggendong tas, tasnya basah dan isinya pun tentu ikut basah. Dan yang parah lagi tentu akan ada luka yang membekas.
          Kami letakan tas di atas batu besar, teman-teman langsung meghampiri air yang jatuh begitu deras. Sedangkan aku masih tertegun memandangi indahnya air terjun sungguh indah dengan pohon-pohon besar disekelilingnya. “AKU TAK MAU PULANG”  tiba-tiba bibirku mengeluarkan sebuah kalimat itu.
“Tia cepat kesini” Panggil yani sahabatku
“Enggak mau ah dingin” Jawabku
“Ah kamu gak seru, sini cepet kita foto-foto”
Karena tidak mau meninggalkan moment yang begitu indah dan memang jarang sekali kami temuai akhirnya aku pun mau menghampirinya dan berfoto-foto mengabadikan kebersamaan kami dengan alam.
          Waktu menunjukan pukul 12.00 shalat dzuhur sudah waktunya. Kami memutuskan shalat di alam. Kami semua shalat berjamaah saat itu begitu nikmatnya berdekatan dengan Allah di alam bebas. Angin sepoi-sepoi dan suara burung yang berkicaun menambah keromantisan ini dengannNya.
          Setelah banyak berfoto, menghabiskan makanan ringan bersama bahkan bercerita-cerita di alam bebas bersama sahabat, waktu pulang pun telah tiba sekitar pukul 13.00 WIB.
“Yuk kita pulang mulai sore nih” kata Heri.
“Ih nanti dong bentar lagi” Jawab Ismi
“Iya nih masih betah aku gak mau pulang” Jawabku
“Gak mau pulang? Mau nginep disini?”
“Ya kalo memang memungkinkan yah pengen heheh” Jawabku bercanda
“Udah ayo pulang” Ajak Dani sambil pergi meninggalkan air terjun.
“Ya sudah ayo” Jawab kami kompak
          Kaki ini kaku tidak mau melangkah, perasaaan pun tidak enak entah apa yang akan terjadi. Aku masih terdiam di tempat sedangkan teman-teman sudah mulai berjalan meninggalkan tempat yang indah ini.
“Tia ayo cepat” suara teriakan Ami
Aku pun memaksakan kaki ini untuk melangkah, menghampiri teman-temanku. Diperjalanan kami bercanda, bernyanyi dan tertawa bersama. Jalan terjal, naik turun penuh lumpur pun kembali kami temui. Tapi ada sedikit berbeda dengan jalan yang kami lewati. Sebelumnya  kami melewati suatu sungai yang jernih airnya. Namun, sungaai itu tak kami temui setelah kami berjalan begitu jauh. Sungai itu lah yang menjadi tanda bahwa kami sudah mulai memasuki perkampungan. Kami coba terus berjalan, namun tak kunjung kami temui. Kami mencoba tenang, terus berdo’a dan menguatkan satu sama lain.
“Kok sungai nya gak muncul-muncul sih” Kata Caca
“Jangan-jangan kita tersesat” Kata Anis
“Sssst ah jangan bilang gitu, kita kan belum nyampe pohon bringin. Nah kalo kita udah nyampe pohon itu sungai pasti ada dan kalo sungai ada berarti kita nyampe ke perkampungan, kalo udah nyampe ke perkampungan, nyampe deh ke kota dan kalo undah nyampe kota kita nyampe deh ke rumah. Iya gak?”
“Tapi kok kita udah jalan jauh banget sekarang udah jam 17.00 wib. Udah sore banget, mana belum shalat ashar kan?”
“Teman-teman” kata Dani
“Ada apa Dan?” Jawabku
“Kita bener-bener tersesat”
“Hah? tersesat? Terus kita gimana? Masa nginep di hutan?”
“Bukannya itu mau kamu yah? Katanya tadi bilang kamu gak mau pulang dan pengen nginep di hutan. Sekarang kita beneran nginep di hutan. Puas?” Jawab Anis begitu sinis kepada ku
“Tapi…” Jawabku ragu
“Tapi apa?” Anis menimpali
“Sudah-sudah gak usah berantem, gak ada gunanya. Kita belum shalat asharkan? Sekarang kita shalat dulu. Perbekalan air kalian masih ada kan? Wudlu nya pake air itu. Ayo cepet.” Perintah Heri.
Kami pun segera beribadah dan meminta pertolongan kepada Allah. Setelah shalat kami hanya bisa terdiam dan berdo’a. kami tidak melanjutkan perjalanan karena jika kita terus berjalan tanpa arah dan tujuan semakin jauh kita tersesat. Kami semua berdoa.
 Tepat pukul 17.30 wib.
“Sedang apa kalian nak?”
“Kami terseasat pak. Kami udah dari air terjun sana dan pas kami mau pulang ternyata kami salah jalan pak. Tolong kami pak”
“Emang rumah kalian di daerah mana?”
“Di kota Mawar pak”
“Ya sudah mari saya antarkan kalian, kebetulan saya sudah selesai tugas mau pulang juga ke daerah itu” Jawab petugas hutan.
“Alhamdulillah terimakasih banyak pak”
“Iya sama-sama nak. Ayo”
Perasaan kami begitu bahagia. Wajah kami mulai sumringah ketika petugas kehutanan datang tak diduga. Setelah kami berdo’a inilah cara Allah menolong hambanya. Kami pulang sampai rumah dengan selamat.
“Terimakasih pak, semoga kebaikan Bapak di balas oleh Allah swt”
“Aamiin, iya sama-sama, lain kali kalo mau kehutan lagi hati-hati yah ingat-ingat jalannya. Jangan sampai tersesat lagi. Dan Bapak harap kalian bisa bantu Bapak buat jaga hutan di Indonesia.”
“Iya pak insyaAllah” Jawabku
Karena Allah kita bisa selamat. Allah pun berfirman “…. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a  kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi (Perintah)Ku  dan beriman kepadaKu agar memperoleh kebenaran” (QS.AL-BAQARAH:186)
SELESAI