Selasa, 23 Juni 2015

CERBUNG PART 1 SUDAH LAMA AKU INGIN, NAMUN TAK KUNJUNG AKU MEMULAI

SUDAH LAMA AKU INGIN,
NAMUN TAK KUNJUNG AKU MEMULAI
Bismillahirrohmanirrohim ..

PART 1
SHALAT SUBUH
Tepat pukul 05.00 jam roker berwarna pink bercorak Hellokitty pun berbunyi krinimg…krining… krining, suara adzan subuh pun  berkumandang dan udara pagi menusuk pori-pori kulit. seluruh badan ini enggan bangun dan kaki ini pun enggan pula melangkah untuk pergi berwudhu dan sembahyang, begitulah cara iblis dan setan mengganggu  manusia untuk melanggar perintah sang Maha kuasa. Tak terkecuali aku, aku pun enggan melangkahkan kaki ini, tanganku menarik selimut kembali, udara begitu dingin angin meliuk-liuk suara ayam dan burung yang saling bersahutan, sungguh begitu nikmatnya dunia ini. Begitu nyenyaknya tidur ini, mimpi-mimpi indah yang bermunculan silih berganti. sungguh, begitu hebat cara iblis dan setan mengelabui ku untuk  meninggalkan perintah sang Maha Besar. Tak terasa jam menunjukan pukul 05.30 aku pun masih tertidur nyenyak dengan memeluk boneka pink kesayanganku.
 Samar-samar aku mendengar  teriakan Ayahku “Bia bangun nak sudah pagi, cepat bangun!!”  sekejap aku membukakan  mataku namun mengabaikan suara Ayahku. Aku pun  melanjutkan tidur ini. , sungguh nikmat tidur ini,sungguh bahagia bertemu dengannya. Dia pun tersenyum kepadaku subhanaAllah sungguh manis senyumannya, begitu tampan dan mempesonanya, aura kesholehan terpancar dari wajarnya. ya tuhan siapakah dia?  Teringat kata orang bahwa mimpi itu adalah buahnya tidur.  Kali ini buah tidurku diibaratkan strawberry yang berwarna  merah merona dan manis rasanya, sungguh entah ini mimpi karunia darinya ataukah sang iblis yang mencoba mempermainkanku. Entahlah yang jelas begitu bahagianya saat itu. kembali disela mimpiku yang indah bersamanya  terdengar suara Ibu berteriak “Bia bangun nak sudah siang, cepat shalat dulu waktu sudah menunjukan jam 6.00 ”. Aku menyadari hal itu, aku mencoba menggerakan tubuh dan kaki ini. Lagi-lagi tak bisa, aku melanjutkan tidurku dan kembali bermimpi indah bersamanya.  Ayah dan Ibuku kembali membangunkan ku dengan rasa sabar dan penuh kasih sayang. Namun semua itu sia-sia, aku tak perduli dengan semua itu.  Layaknya ABG labil yang baru kenal cinta, lagi belajar ingat dia, nonton tv inget dia, lagi dikelas mandangin dia yah akhirnya inilah cara lain iblis dan setan untuk menjerumuskan ku ke lubang neraka.
Dengan perasaan marah ibuku memukulku dan berkata “Bia kamu ini mau jadi apa? Katanya mau sukses bangun pagi buat shalat subuh aja susah”  Aku pun spontan menjawab “Mah pernah ada yang bilang awal buat sukses itu yah harus bermimpi dulu, yah kalau mau bermimpi harus tidur dulu kan?” sungguh setan sudah merasuk kedalam jiwa ku begitu durhakanya aku. “Apa kamu bilang Bia? Kurang hajar sekali kamu. Cepat bangun!!” ibuku marah dan kembali memukulku.
Aku tak menerima perlakuan ibu terhadap diriku, dengan wajah cemberut  Aku pun segera bergegas untuk berwudhu. Tiba-tiba “ mau ngapain wudhu?”.  Aku menjawab “Mau shalat katanya tadi disuruh shalat “. “shalat apa jam 07.00? shalat dluha?”. Aku pun terdiam dan menahan rasa kesal dan sesak didada ini.
Aku bergegas ke dalam kamar, segera aku melaksanakan kewajibaanku sebagai muslim dengan tergesa-gesa. Aku tak perduli apakah shalatku itu diterima atau tidak olehnya. Shalatku itu hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Sungguh saat itu begitu pemalasnya diriku, setelah itu aku tidur kembali. Astagfirullahaladzim
Ayah dan ibuku kembali marah dengan kelakuanku ini, sungguh wanita seperti apa aku ini, bukannya bantu orangtua, ini malah asik-asikan tidur. Entahlah bagaimana perasaan orangtuaku pada saat itu.
Ketika ayah dan Ibuku memarahiku,  “Apaan sih ibu, aku tuh cape pengen tidur,” ibu menjawab “cape apa kamu? Seharian Cuma main, main dan main sedangkan ibu gak ada sama sekali istirahatnya” aku spontan menjawab “Yah itu resiko Ibu rumah tangga, kalo gak mau cape gak usah jadi ibu-ibu” tiba-tiba Ayahku menampar pipiku, aku tak sadar apa yang sebenarnya terjadi. Apa salahku? Sungguh BODOH aku saat itu. Aku sempat berpikir bahwa Ayah dan Ibuku tak pernah menyayangiku tak pernah mengerti keadaan diriku.
Setelah kejadian itu, dipikiraku hanyalah benci, benci dan benci hidup penuh dengan kebencian. Naudzubillahimindzalik

                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar